DEKADE, TELEN – Komitmen membangun infrastruktur terus digalakkan oleh Pemkab Kutim. Guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat demi memajukan daerah. Khusus di Kecamatan Telen, selain jembatan Telen yang memiliki panjang bentang utama hampir 100 meter, tahun ini Pemkab Kutim juga berencana membangun jembatan Sei Mara dan pemugaran Gedung Gereja GKII di Desa Lung Melah. “Pembangunannya juga dimulai tahun ini,” kata Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, beberapa waktu lalu.
Sejak awal perencanaan pada 2017, akhirnya pada 2024 ini, jembatan Telen dipastikan dibangun. Dengan program pembanghunan kotrak tahun jamak (Multi Years Contract/ MYC). Jika jembatan ini terbangun, tentunya akan membuka isolasi warga di desa-desa dan memperlancar konektivitas antar wilayah beberapa kecamatan.
“Proses lelang sudah masuk tahap keempat, tinggal menunggu ‘feasibilty study’, studi (menentukan) kelayakan dan kelengkapan dokumen amdal (analisis dampak lingkungan). Paling lama sebulan prosesnya selesai, langsung dikerjakan,” jelas Ardiansyah.
Jembatan Telen ini akan membuka akses bagi warga di beberapa desa. Yakni Desa Marah Haloq, Juk Ayak, Muara Pantun dan Long Segar. Bupati memastikan akan ada banyak manfaat yang bakal diperoleh, jika jembatan dibangun. Dari segi ekonomi maupun sosial budaya. Dari segi ekonomi tentu akan memudahkan lalu lintas barang dan jasa kemudian memangkas biaya transportasi. Hasil pertanian masyarakat lebih mudah dijual. Sedangkan dari segi sosial budaya, kemudahan interaksi sosial diantaranya masyarakat.
Selain jembatan Telen yang memiliki panjang bentang utama hampir 100 meter, dengan estimasi biaya sebesar Rp 52 miliar, tahun ini Pemkab Kutim juga berencana membangun jembatan Sei Mara dan pemugaran gedung gereja GKII di Desa Lung Melah, Telen.
“Pembangunannya juga kita mulai tahun 2024 ini. Kalau jembatan di Kecamatan Bengalon di Desa Sepaso. Untuk perencanaan yang dilakukan tahun ini, juga dengan jembatan di Kecamatan Busang,” tambah Ardiansyah.
Menurut Camat Telen Petrus Ivung ada beberapa pembangunan infrastruktur yang prioritas. Diantaranya pembangunan jalan poros dari Desa Muara Pantun ke Desa Juk Ayak sepanjang 23 kilometer, pembangunan jembatan Telen, Sei Mara dan Kantor Camat serta Polsek Telen yang representatif.
“Kantor Camat Telen memang sudah ada, tapi bangunannya sudah lapuk, nggak (tidak) representatif lagi digunakan. Kemudian Jembatan Telen ini sudah masuk prioritas Musrenbang Kecamatan (Telen) 2023 lalu. Harapan kami bisa terbangun tahun 2024 ini, agar memudahkan masyarakat berinteraksi dan menjual hasil panen mereka,” harap Petrus Ivung. (adv/re)